Ilustrasi teroris/timurpost.ID |
Timurpost.id - Detasmen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, berhasil medeteksi keberadaan tujuh orang terduga teroris di dua Kecamatan di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo. Enam orang terduga teroris ini tidak bisa berkutik saat tim densus 88 menggerebek tempat tinggal mereka, Jumat (27/11/2020).
Informasi yang dirangkum, Tim Densus 88 ini berhasil menangkap ketujuh terduga teroris ini Kecamatan Randangan dan Kecamatan Duhiadaa.
Dalam penangkapan tersebut, tim densus juga turut menyita dan mengamankan empat pucuk senjata api yang diduga kuat milik keenam terduga teroris tersebut. Setelah ditangkap, seluruh terduga teroris ini langsung diterbangkan menuju Jakarta untuk menjalani proses hukum.
Hingga kini pihak kepolisian Gorontalo tidak bisa membeberkan identitas mereka, sebab itu merupakan kewenangan mabes polri yang melakukan penangkapan.
Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol Wahyu Tri Cahyono, hanya bisa membenarkan bahwa ada penangkapan teroris yang dilakukan oleh Densus 88 Mabes Polri di Pohuwato.
“Memang benar, ada penangkapan teroris jumlahnya kalau tidak salah ada 7 orang di Kabupaten Pohuwato,” kata Wahyu.
Meski begitu, ia tidak bisa memberikan keterangan lebih terkait penangkapan tersebut.
“Untuk mengulas lebih jauh terkait penangkapan ini adalah mabes polri. Karena mereka yang melakukan penangkapan,” ia menandaskan.
Sementara Kapolres Pohuwato, AKBP Teddy Rayendra juga membenarkan penangkapan 7 terduga teroris di Kabupaten Pohuwato.
“Ya benar ada penangkapan terduga teroris,” ungkap Teddy
Menurut Teddy, penangkapan ketujuh terduga teroris ini terjadi di dua kecamatan berbeda yakni Kecamatan Randangan dan Kecamatan Buntulia.
Setelah ditangkap, ketujuh terduga teroris ini kemudian dibawa menuju Jakarta melalui jalur penerbangan. Sejauh ini, kepolisian belum memberikan identitas dari terduga teroris tersebut.
Kepala Desa Buntulia Jaya, Kecamatan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato Rahmawati Polumulo mengatakan, bahwa dirinya menyaksikan langsung penangkapan yang terjadi di desanya.
Menurutnya, dari tujuh orang teroris itu, empat di antara teroris tersebut tinggal di desa yang dipimpinnya. Saat ditangkap, tidak ada perlawanan dari pihak terduga teroris.
“Saya menyaksikan langsung penangkapan itu. Kalau di desa saya ada sekitar empat orang dan langsung dibawa serta senjata api,” ia menandaskan.(tp)