-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pagi yang Menantang di Hungayono, Jalur Treking Favorit Para Turis

Saturday, 23 January 2021 | 04:00 WIB Last Updated 2021-01-22T21:00:01Z


Bebatuan pelangi di jalur tracking hungayono



timurpost.id - Jika kalian suka dengan kegiatan jelajah alam, jangan lupa mencoba yang lokasi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW). Warga sekitar menyebutnya hutan Hungayono yang berada di Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango (Bonebol), Gorontalo.


Ditempat inilah, pengunjung bisa merasakan suasana alam yang sesungguhnya. Sebab di tempat  banyak bermukim hewan endemik Sulawesi seperti tarsius, monyet hitam, dan burung maleo.


Selain menyajikan pemandangan hutan yang masih asri, hungayono juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelancong yang hendak melakukan tracking di tempat ini. Ketika masuk hutan ini, dari jauh sudah terdengar gemericik air yang seketika membuat hati tenang.


Untuk menuju lokasi tersebut, para wisatawan harus menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan kendaraan roda 2. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki selama 1 jam dengan medan yang cukup sulit dan menantang.


Jalur yang terjal dan berlumpur menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi para traveler yang mau mencoba tacking ini. Namun perjalanan menantang ini tidak begitu terasa, sebab pasti perjalanan akan ditemani oleh suara hewan seperti burung serta gemercik air.


Itulah sebabnya jika tempat ini menjadi lokasi pilihan para traveler yang hobinya bercengkrama dengan alam. Tidak hanya itu, hungayono juga banyak dikunjungi wisatawan asing, khususnya dari belanda yang ingin meneliti satwa.


"Memang ini lokasi wisata alam terbatas, namun banyak wisatawan turis kebanyakan dari belanda yang setiap bulan datang melancong. Namun karena pandemi saat ini mereka belum datang," kata Alim Polapa


Tidak hanya menikmati keindahan alamnya saja. Di sini pengunjung juga bisa melihat langsung proses penetasan burung Maleo. Mulai dari pengambilan telur, penetasan hingga proses rilis burung dengan nama latin Macrocephalon .


"Memang surga tersembunyi, selain alam yang masih terjaga, kami juga bisa melihat proses penangkaran burung maleo. Tidak hanya melihat tapi kami juga diijinkan untuk melepas burung dari penetasan," kata Zidan Pakaya salah satu Anggota Komunitas Pecinta Alam Hibata.


Ia menambahkan, hungayono memang masih terjaga keaslian hutanya. Mulai dari aliran sungai yang masih jernih, disini pula banyak pepohonan besar yang diperkirakan sudah hidup ratusan tahun lalu.


"Bagus untuk jadi bahan penelitian, dari huangyono kami belajar tentang alam dan pelestarianya," ia menandaskan.  

×
Berita Terbaru Update