Ilustrasi Detikcom |
timurpost.id — Selain produk konvensional, Jerry Sambuaga sebut game online lebih praktis dan efisien untuk pengembangan ekspor Indonesia.
“Indonesia berpotensi di produk digital. Produk yang mungkin selama ini belum tereksplor dengan maksimal dan optimal. Salah satu produk digital, game online, memiliki potensi yang luar biasa.
Jika dilihat dari negara lain, berkaca dari negara lain, seperti Tiongkok atau Korea Selatan, mereka memproduksi dan mengekspor game online ke luar negeri dan memberikan banyak penghasilan untuk negara masing-masing,” ujar Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan RI, Selasa (09/02).
Selain itu, Jerry juga menambahkan bahwa Indonesia kaya dengan resources dan berpotensi di berbagai produk, salah satunya produk digital seperti yang sudah dikatakan sebelumnya. Walau belum bisa mengkapitalisasi hal tersebut secara maksimal, tetapi itu semua harus tetap dicoba.
Alasan Jerry mengatakan bahwa game online memiliki potensi karena dia melihat sebenarnya di Indonesia sudah banyak yang melakukannya. “Beberapa bulan lalu saya berkesempatan untuk datang ke salah satu kreator game online,” ujar Jerry.
“Game tersebut diproduksi dan dibuat 100 persen oleh masyarakat Indonesia, karya anak bangsa. Dia sudah memiliki pengikut, komunitas, serta segmen tersendiri sehingga mereka memiliki jaringan satu sama lain yang membuat game online sudah mulai agak digemari walau mungkin skalanya masih belum besar,” jelas Jerry.
Meskipun game tersebut dapat diunduh secara gratis, namun ketika ada beberapa fitur dalam game yang berbayar, dari situlah bisa mendapat penghasilan. Selain itu, walau harga jualnya murah, misalkan hanya 10.000, tetapi jika banyak yang menggunakan tentu akan mendapat hasil yang berlipat-lipat.
Jerry menambahkan, “Game online hanya tinggal download di salah satu aplikasi dan tentu menggunakan platform. Dari situ sudah ada perbindahan transaksi yang otomatis akan memberikan penghasilan.”
Hal itu memang tentu lebih baik dan selaras dengan apa yang disampaikan oleh Presiden untuk mencari nilai tambah ketika melakukan ekspor. “Mentransformasikan bangsa kita agar bisa mengekspor sesuatu yang awalnya mentah jadi produk yang sudah diolah dan kalau perlu dalam produk yang sudah jadi yang sudah ready consume atau siap pakai. Itu selaras dengan apa yang disampaikan oleh Presiden bahwa kita harus mencari sebuah nilai tambah,” tutur Jerry.
Untuk meningkatkannya tentu bukan hanya tugas Kemendag, melainkan seluruh elemen masyarakat bagaimana mengidentifikasi produk apa saja yang berpotensi bisa diekspor ke luar negeri.
Pakai Produk Lokal untuk Dukung Go Global
Dalam kesempatan Diseminasi Hasil Kajian Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Research Talk 2021 yang dilakukan secara virtual, Jerry juga menyebut bahwa pemerintah memiliki slogan yang berbunyi Banga Buatan Indonesia. “Ini semacam bentuk keberpihakan dari pemerintah kepada produk kita dan mendorong UMKM agar bisa bersaing,” ujar Jerry.
Bangga Buatan Indonesia itu bisa dimulai dari diri sendiri. Contoh kecilnya, bisa menggunakan berbagai produk buatan anak bangsa di kehidupan sehari-hari. Dengan memulai hal kecil tersebut, secara tidak langsung akan membuat hati tergerak untuk menggunakan produk-produk bangsa Indonesia. Dari situlah masyarakat akhirnya bisa mendukung produk-produk lokal Indonesia untuk go global
Melihat apa yang kita alami sekarang ini di tengah masa pandemi, semua orang mengetahui bahwa sektor perdagangan begitu terdampak secara signifikan. Namun, hal itu tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, tetapi kurang lebih 200 negara pun mengalami hal serupa karena adanya pandemi Covid-19. “Karenanya, kita harus mencari cara dan peluang apa yang bisa kita jadikan sebagai solusi untuk memulihkan dan untuk meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia,” kata Jerry.
Tetapi di samping itu, berdasarkan data yang diterima per Desember 2020, sepanjang tahun 2020 Indonesia mengalami surplus dalam neraca perdagangannya. “Surplus itu mencapai USD 21,7 miliar,” ujar Jerry.
Oleh karena itu, Presiden pun telah berpesan khususnya kepada Menteri Perdagangan untuk tetap menjaga stabilitas harga terutama terkait inflasi, membantu para pelaku UMKM, dan meningkatkan serta merealisasikan perdagangan internasional.