Kesalahan Wawancara Kerja Virtual yang Bisa Bikin Gagal Diterima |
timurpost.id - Sebelum resmi bekerja di suatu perusahaan, sudah menjadi kewajiban bagi pelamar kerja untuk melakukan wawancara terlebih dahulu. Salah satu tujuan wawancara adalah untuk mengetahui secara langsung bagaimana etiket dan kompetensi pelamar.
Meski kini transisi dilakukan di rumah, pelamar tetap tak lepas dari tahap wawancara. Hanya saja kali ini dilakukan dengan media yang berbeda, berbasis digital. Kali ini mata perekrut diganti dengan kamera di depan layar Anda.
Perasaan gugup, tegang, bingung dirasakan oleh setiap pelamar sebelum wawancara. Sementara itu, perekrut akan semakin sulit menemukan pelamar yang ideal karena tidak ada pertemuan tatap muka.
Mengutip laman Forbes, transisi virtual masih terasa asing bagi sebagian besar pelamar. Perusahaan rekrutmen dan pemberdayaan manusia Zenefits melakukan survei terhadap 1000 manajer perekrutan dan pemilik usaha kecil.
Ternyata masih banyak kesalahan yang dilakukan pelamar saat wawancara virtual. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan yang membuat Anda gagal menerima pekerjaan, simak 6 kesalahan yang sering dilakukan di bawah ini.
1. Mengkritik Majikan Sebelumnya
Harus dipahami oleh semua pelamar bahwa karyawan yang mencari peluang kerja baru sering kali bertentangan dengan majikan mereka saat ini. Merasa kesal dengan atasan akan melakukan apa yang diberikan tentu membuat kesal bagi sebagian orang.
Namun, harus ditekankan bahwa wawancara lamaran kerja bukanlah sesi curhat/terapi bagi Anda untuk membicarakan atasan Anda. Hal seperti itu adalah sebuah kesalahan.
Mungkin wajar untuk mengeluh tentang memiliki bos yang tidak cocok, tetapi itu harus dihindari.
“Itu tidak berarti pekerja lain harus berbohong, hanya saja mengubah bahasa untuk mengatakan hal-hal seperti 'Budaya perusahaan tidak cocok untuk saya' atau 'Saya yakin saya bisa lebih cocok di tempat lain' adalah alternatif yang lebih sopan untuk mendiskusikan penting,” seperti yang dinyatakan dalam laporan.
2. Menggunakan Kata Kunci yang Tidak Berarti
Memiliki kata-kata atau jargon yang diposting mungkin tampak hebat atau mengesankan, tetapi hasil survei menunjukkan bahwa manajer perekrutan benar-benar tidak menganggapnya keren.
"Kata-kata seperti 'termotivasi,' inovatif', 'dapat dipercaya' adalah umum dan terdengar berlebihan bahkan hanya melewati telinga," kata Zenefits. Tidak ada contoh khusus untuk solusi ini, tetapi hindari hal-hal seperti itu.
3. Makan/Minum Saat Wawancara
Mungkin aturan ini sudah diketahui oleh sebagian besar pelamar bahwa pada dasarnya saat melakukan wawancara, kegiatan makan/minum tidak diperbolehkan.
Namun, mengingat semuanya sekarang ada di rumah, pelamar mungkin terbawa dengan wawancara informal karena mereka sendirian di rumah.
Hal ini perlu diperhatikan untuk menjaga formalitas wawancara, misalnya dengan menunggu sedikit waktu makan siang yang tertunda karena melakukan wawancara terlebih dahulu.
Survei yang ditemukan menggarisbawahi bahwa orang yang diwawancarai tidak ingin dikenang sebagai orang yang menumpahkan kopi mereka sendiri. Artinya, jangan sampai masalah makan/minum membuat Anda gagal diterima.
4. Tidak Berbagi Keterampilan yang Dimiliki
Studi mengungkapkan bahwa soft skill atau keterampilan yang dimiliki itu penting. Pengusaha seringkali hanya mendengarkan penjelasan tentang hard skill, seperti posisi yang dipilih.
Peran keterampilan tersebut terabaikan karena pelamar hanya fokus pada posisi yang ingin didudukinya. Ingatlah bahwa manajer/tim perekrutan ingin mengetahui kemampuan spesifik kandidat.
Jadi, penting untuk menghidupkan keterampilan Anda dengan menyoroti bahwa Anda memahami penggunaan perangkat keras atau perangkat lunak.
5. Tidak Ada Pengalaman Digital
Selama masa pandemi, setiap profesi dalam bekerja telah berusaha untuk menentukan bagaimana aturan yang tepat untuk diterapkan selama proses wawancara virtual. Sekali lagi, mengacu pada hasil survei, ditemukan bahwa penguatan latar belakang digital itu penting.
Tidak harus sempurna di latar belakangnya, kuncinya pelamar harus bisa menarik perhatian tim pelamar untuk fokus hanya pada Anda.
6. Tidak Menjelaskan Kesenjangan dalam Pekerjaan
Mempekerjakan manajer melihat kesenjangan yang tidak dapat dijelaskan dalam pekerjaan sebagai salah langkah yang jelas, terutama selama pandemi global.
Kesenjangan antara satu pekerja dengan pekerja lainnya menimbulkan kemungkinan berhadapan dengan calon karyawan yang memiliki banyak celah. Oleh karena itu, sampaikan pesan Anda agar tidak menciptakan celah baru antara pelamar dan perekrut.
Jelaskan saja kendalanya apa dan faktor apa saja yang menyebabkan kendala tersebut ada.
Wawancara virtual menimbulkan kecemasan, tetapi pasti ada cara untuk melakukannya dengan baik. Dengan bisa menghindari kesalahan di atas, Anda akan menjadi pelamar yang lebih menarik daripada yang lain.
Jangan lupa untuk mengelola emosi dan keyakinan Anda untuk tampil percaya diri. Pastikan perekrut memahami apa yang Anda cari dan pesan apa yang ingin Anda sampaikan. Kedua, pertahankan energi antusias yang Anda miliki untuk memberi tahu perekrut bahwa Anda benar-benar serius dengan pekerjaan yang Anda pilih.