-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Simbol Jeruk Purut dalam Ritual

Thursday, 2 September 2021 | 23:22 WIB Last Updated 2024-06-11T09:43:17Z
 Simbol Jeruk Purut dalam Ritual

timurpost.id - Dosen Antropologi Universitas Padjadjaran Hardian Eko Nurseto mengungkapkan, dalam ritual pangurason terdapat kegiatan somba adat dan somba debata. Keduanya merupakan kegiatan memercikkan air yang terdapat di dalam cawan sebagai media upacara. Air tersebut dipercaya sebagai media pembersihan alam, yang disebut dengan pangurason dan ini biasanya digelar pada saat acara besar.

 

Sebelum acara dimulai, tempat dan lokasi acara dibersihkan oleh sibaso atau cerdik cendekia dengan menggunakan air yang berisi jeruk purut, agar terhindar dari mara bahaya. Air dari mata air sebagai penyuci, dan jeruk purut sebagai pembersih kampung yang akan dibersihkan. Jeruk purut juga berguna untuk mengusir dan membersihkan tempat dari roh-roh jahat.


Hardian mengatakan, tradisi marpangir ditinjau dari akidah Islam merupakan tradisi Islam yang dilakukan sebelum memasuki bulan suci Ramadan yaitu mandi dengan membersihkan niat atau membersihkan badan. Tradisi marpangir adalah mandi dengan menggunakan berbagai bahan pangir yaitu daun pandan, daun jeruk, jeruk purut, akar wangi, dan lain-lain untuk dimandikan ke seluruh tubuh.


"Jeruk purut dipercaya sebagai benda yang ampuh untuk membersihkan atau menjauhkan dari dari gangguan makhluk-makhluk jahat. Di dalam pelaksanaan marpangir, manfaat jeruk purut ini adalah untuk mengobati segala penyakit-penyakit dalam maupun luar. Maka dari itu jeruk purut dimasukkan ke dalam bahan marpangir untuk menyehatkan badan ke seluruh tubuh," kata dia.


Adapun penggunaan jeruk purut seperti dalam ritual marpangir dan pangurason, sama-sama berfungsi menghilangkan atau mengusir hal-hal buruk, roh jahat, dan kotoran.


"Hal ini yang sebetulnya sejalan dengan manfaat klinis dari jeruk purut, seperti melawan bakteri E coli, membersihkan darah, membersihkan rongga mulut, dan meningkatkan daya tahan tubuh," ucapnya.


Hardian menjelaskan, pada awalnya rempah bukan dipakai untuk kuliner, melainkan bahan untuk pengobatan, simbol kesucian dan penuh kesakralan. Terlebih, di Asia masih banyak masyarakat yang melakukan upacara maupun ritual dengan wewangian aromatik dari rempah.


"Rempah sejak zaman dulu dianggap memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit. Makanya orang Eropa pergi ke Asia terutama ke Indonesia untuk mencari rempah itu," kata dia.


Menurut Hardian, rempah yang memiliki aroma wewangian khas menjadi penting dalam upacara adat. Rempah yang memiliki aroma wewangian merupakan simbolisasi terhadap harapan yang dititipkan agar dapat dipastikan.


"Ada minuman sarabati di Tidore, rasanya hampir mirip bir pletok yang diminum hanya dalam upacara-upacara tertentu saja. Namun tidak semua rempah pasti digunakan untuk ritual, semua bergantung pada kebudayaan dan kepercayaan masyarakatnya," tuturnya.


Dikutip dari Buku Ayo Mengenal Tanaman Obat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, jeruk purut menyimpan manfaat kesehatan. Buah jeruk purut digunakan untuk mengatasi influenza, badan lelah, rambut kepala yang bau, serta kulit bersisik dan mengelupas.


Warna buahnya hijau tua, kulitnya tebal dan bergelombang. Daunnya tampak seperti dua helai yang tersusun bertingkat. Sepintas, daun jeruk purut tampak seperti lapisan dua daun. Di atas daun pertama tumbuh daun kedua. Daun mudanya berwarna ungu kuat, sementara daun tuanya berwarna hijau tua dengan aroma harum dan tajam.


Sementara pohonnya agak kecil, bengkok, dan bercabang rendah. Meskipun rupanya tak cantik dan rasanya asam, pohon jeruk purut banyak dibudidayakan di pekarangan rumah. Tanaman ini bukan termasuk dalam spesies tanaman yang terdaftar dalam status konservasi atau tidak terancam punah.

×
Berita Terbaru Update