Kampus UGM |
timurpost.id - Moscow International University Ranking (Mosiur) pada pertengahan September lalu merangking universitas di Indonesia dan hasilnya Universitas Gadjah Mada (UGM) ada di peringkat satu di Indonesia. Selain UGM ada ITB dan UI yang berada di peringkat kedua dan ketiga dan peringkat keempat hingga ketujuh ditempati oleh Unair, Unpad, IPB dan ITS.
Rektor UGM Panut Mulyono menyampaikan rasa syukur atas pengakuan capaian dari hasil rekognisi yang dilakukan oleh pihak luar terhadap UGM selama ini.
“Hasil tersebut karena perbaikan kualitas yang dilakukan secara terus-menerus oleh UGM memberikan hasil dan dibuktikan dengan penilaian oleh pihak luar. Dengan kualitas yang baik maka kemanfaatan dan kontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negara diharapkan semakin besar,” kata Panut Mulyono,Senin 28 September 2021.
Lembaga pemeringkatan yang bermarkas di Rusia ini menyebutkan UGM menempati peringkat kelompok 601- 650 dunia dari daftar 2000 lebih perguruan tinggi yang telah disurvei. Ada tiga indikator kriteria pemeringkatan yang dijadikan tolak ukur dalam penilaian sebuah universitas yakni bidang pendidikan (45%), penelitian (25%) serta indikator universitas dan masyarakat (30%).
Panut mengatakan di bidang pendidikan, rasio anggaran terhadap mahasiswa dan rasio mahasiswa dan staf akademik memiliki porsi penilaian paling besar yakni masing-masing 15 persen. Di UGM rasio anggaran terhadap kegiatan mahasiswa dalam bidang riset dan kemahasiswaan ditingkatkan.
“Dana yang dianggarkan untuk mahasiswa makin besar. Harapannya menghasilkan kualitas lulusan yang makin baik dan relevan dengan kebutuhan zaman. Demikian pula rasio mahasiswa per staf makin kecil berarti pelayanan mahasiswa oleh staf makin baik. UGM terus mempertahan rasio yang baik untuk hal ini bahkan terus meningkatkannya,” ujarnya.
Panut mengatakan indikator bidang pe ndidikan lainnya, Mosiur menilai jumlah prestasi mahasiswa di tingkat internasional dan jumlah persentase mahasiswa dalam berbagai forum ilmiah internasional semakin meningkat. Menurut Rektor,pihak universitas selalu memfasilitasi berbagai kegiatan mahasiswa di luar negeri.
“Mahasiswa kita dorong untuk aktif berkiprah di forum-forum internasional bergengsi. Kita bersyukur, mahasiswa UGM banyak memenangi berbagai lomba-lomba internasional. Hal ini tidak lepas dari pembinaan yang dilakukan oleh para pembina dan pembimbing kegiatan kemahasiswaan dalam koordinasi Direktorat Kemahasiswaan UGM,” tukasnya.
Selanjutnya di bidang penelitian, Mosiur memberikan porsi penilaian terbesar dalam hal jumlah penghargaan dosen dan alumni serta jumlah sitasi dari publikasi internasional. UGM sendiri menurut pengakuan Panut Mulyono selama ini memiliki berbagai program dan insentif untuk mendorong para dosen bersama dengan mahasiswa bimbingannya melakukan riset-riset yang berkualitas dan hasilnya dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional bereputasi.
“Publikasi yang berkualitas dan kekinian harapannya banyak disitasi oleh para peneliti lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri. UGM juga terus berusaha menghasilkan produk-produk hilir dari hasil penelitian untuk menggulirkan perekonomian nasional,” terangnya.
Indikator universitas dan masyarakat, Rektor UGM mengatakan pihaknya memiliki kebijakan untuk terus meningkatkan publikasi dan reputasi ini bisa diakses terus oleh masyarakat luas melalui kanal pengetahuan baik melalui laman resmi, media cetak dan elektronik serta dan media sosial milik universitas.
“UGM terus meningkatkan perannya untuk membagi pengetahuan dan informasi kepada masyarakat dengan berbagai pola. Melalui web, menara ilmu, kanal pengetahuan dan informasi, dan media sosial. Kerjasama dengan media cetak dan online untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian UGM yang ditulis secara ilmiah popular juga dilakukan,” paparnya.
Meski pemeringkatan dari Mosiur ini menempatkan UGM sebagai universitas terbaik saat ini namun UGM tidak berpuas diri atas hasil tersebut karena peringkat bisa berubah posisi setiap tahunnya. Oleh karena itu UGM terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan dan melakukan evaluasi dari setiap hasil rilis yang disampaikan oleh setiap lembaga pemeringkatan internasional.
“Ranking yang diperoleh untuk setiap perangkingan kami jadikan alat evaluasi untuk bagian-bagian mana yang harus mendapat perhatian lebih banyak. Semboyan UGM adalah Ginong Prati Dina (perbaikan setiap hari),” ujarnya.