-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Konflik Petani Jagung dan Nasib Burung Serindit Sulawesi di Gorontalo

Wednesday, 9 November 2022 | 12:27 WIB Last Updated 2022-11-09T05:36:37Z


timurpost.id - Jika kalian merupakan masyarakat Gorontalo, mungkin tidak asing lagi dengan burung yang satu ini. Burung tersebut bernama Serindit Sulawesi atau warga lokal menyebutnya Tindito.

Serindit Sulawesi adalah spesies burung dalam famili Psittaculidae. Burung ini endemik di Pulau Sulawesi dan sekitarnya. Satwa yang satu ini memiliki warna hijau cerah dengan paruh berwarna hitam.

Selain warna hijau, burung ini juga memiliki kombinasi warna merah tua di bagian lehernya. Itulah mengapa hingga kini burung endemik sulawesi tersebut masih menjadi buruan para kolektor burung.

Tidak hanya kolektor burung, petani jagung di Gorontalo menjadi ancaman burung cantik ini. Patani tidak segan-segan menangkap, hingga menjual burung itu karena dinilai merusak tanaman jagung mereka.

Jagung yang masih muda, kerap menjadi sasaran burung pemakan buah itu. Itulah sebabnya, jika burung itu sangat dimusuhi petani jagung di Gorontalo karena dinilai menurunkan jumlah hasil panen jagung.

"Masalahnya burung ini datang berkelompok, setiap mereka hinggap di tanaman jagung yang masih muda, mereka bisa merusak pohon jagung dalam jumlah banyak," kata Roman, salah satu petani jagung di Gorontalo kepada timurpost.id, Rabu (09/11/2022).

Selain itu kata Roman, akibat ulah burung ini, mampu menurunkan jumlah panen jagung. Musabab, burung itu tidak hanya memakan buah jagung saja, akan tetapi sebagai pemicu tanaman terserang penyakit.

Biasanya, buah jagung yang sudah dirusak oleh burung Serindit, akan busuk dan bisa mengundang hadirnya ulat buah. Ulat tersebut kemudian akan merambah ke tanaman jagung yang masih bagus.

"Bekas gigitan burung itu bisa memicu hama lain seperti ulat. Jadi ulat itu akan merambah ke jagung yang masih bagus, kan terjadi masalah baru," ungkapnya.

Kami tidak tahu apakah ini burung dilindungi atau tidak, yang terpenting bagi kami ialah tanaman itu tidak rusak. Agar hasil panen kami juga berlimpah.



Perburuan Masif

Dengan begitu, nasib burung Serindit Sulawesi ini semakin memprihatinkan. Burung yang dilindungi ini biasanya ditangkap menggunakan perangkap yang dipasang di kebun jagung.

Usai ditangkap, burung tersebut biasanya di jual kepada kolektor burung. Sebagian lagi, dikonsumsi oleh petani itu sendiri.

Sementara Kepala BKSDA Gorontalo, Samsudin Hadju mengatakan, memang ini sudah menjadi konflik yang berkepanjangan antara satwa dan masyarakat. Dan Memang itu bukan kawasan hutan, tetapi kami dari BKSDA sendiri meminta masyarakat harus membuat Buffer zone.

Buffer zone sendiri alah batas wilayah yang terbentang di antara kawasan hutan dan kawasan pertanian. Di batas tersebut petani harus menanam tanaman yang menjadi makanan satwa tersebut.

"Jadi kalau sudah ada batas zona itu kemudian di situ ditanami tumbuhan yang menjadi makanan mereka, maka saya yakin mereka tidak masuk ke kebun," kata Samsudin.

Selain itu, kata Samsudin, jangan ada masyarakat yang membuka lahan di dekat kawasan hutan. Sebab kawasan itu sangat rentan dengan serangan satwa yang dilindungi.

"Minimal kita buat kebun di radius yang cukup jauh dari kawasan hutan," dia menandaskan.

×
Berita Terbaru Update