-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sejarah dan Sistem Pemerintahan Gorontalo Zaman Dulu

Friday, 11 November 2022 | 17:48 WIB Last Updated 2022-11-11T10:48:36Z


 

 Sejarah dan Sistem Pemerintahan Gorontalo Zaman Dulu


timurpost.id - Pemerintahan di daerah Gorontalo pada masa perkembangan kerajaankerajaan adalah bersifat monarkikonstitusional, yang pada awal mula pembentukan kerajaan-kerajaan tersebut berakar pada kekuasaan rakyat yang menjelmakan diri dalam kekuasaan Linula, yang sesungguhnya menurutkan azas demokrasi. Organisasi pemerintahan dalam kerajaan terbagi atas tiga bagian dalam suasana kerjasama yang disebut "Buatula Totolu", yaitu :

• Buatula Bantayo; dikepalai oleh Bate yang bertugas menciptakan peraturan-peraturan dan garis-garis besar tujuan kerajaan.

• Buatula Bubato; dikepalai oleh Raja (Olongia) dan bertugas melaksanakan peraturan serta berusaha mensejahterakan masyarakat.

• Buatula Bala; yang pada mulanya dikepalai oleh Pulubala, bertugas dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Olongia Lo Lipu (Maha Raja Kerajaan) adalah kepala pemerintahan tertinggi dalam kerajaan tetapi tidak berkuasa mutlak. Ia dipilih oleh Bantayo Poboide dan dapat dipecat atau di mazulkan juga oleh Bantayo Poboide. Masa jabatannya tidak ditentukan, tergantung dari penilaian Bantayo Poboide. Hal ini membuktikan bahwa kekuasaan tertinggi dlm kerajaan berada dalam tangan Bantayo Poboide sebagai penjelmaan dari pd kekuasaan rakyat.

timurpost.id - Sejarah Hari Ayah Nasional diperingati setiap tanggal 12 November perlu diketahui. Hari Ayah Nasional merupakan hari penting nasional yang diperingati pada bulan November setiap tahunnya. Seperti peringatan hari penting lainnya, Hari Ayah Nasional memiliki sejarah asal usul peringatannya.

Lantas, bagaimana sejarah Hari Ayah Nasional itu? Apa bedanya Hari Ayah Nasional dengan Hari Ayah Sedunia? Untuk mengetahui lebih lanjut, simak informasinya berikut ini.

Hari Ayah Nasional adalah hari penting nasional yang diperingati setiap tanggal 12 November untuk memperingati peran serta sosok seorang ayah. Hari Ayah Nasional 12 November memiliki sejarah yang cukup unik yakni diprakarsai oleh kaum wanita.

Seperti dilansir situs Kemdikbud, sejarah Hari Ayah Nasional 12 November diprakarsai oleh paguyuban Satu Hati, lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP).

Awal mula PPIP mengusulkan penetapan Hari Ayah Nasional bermula ketika peringatan Hari Ibu di Solo pada tahun 2014. Acara itu mengadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ibu dan berhasil memperoleh sekitar 70 surat terbaik yang kemudian dibukukan.

Selepas acara, panitia penyelenggara dikejutkan dengan pertanyaan para peserta, "Kapan diadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ayah? Kapan Peringatan Hari Ayah? Kami pasti ikut lagi."

Berangkat dari pertanyaan tersebut, PPIP berusaha mencari tahu informasi kapan Hari Ayah Nasional diperingati di Indonesia hingga audiensi ke DPRD Kota Surakarta. Mereka juga menanyakan jika belum ada penetapan Hari Ayah, bolehkan seseorang atau lembaga menetapkan sebuah hari yang dijadikan sebagai Hari Ayah, namun tak mendapatkan jawaban memuaskan.

Sejarah Hari Ayah Nasional: Diperingati Tiap 12 November

Setelah melalui kajian cukup panjang, PPIP menggelar deklarasi Hari Ayah Nasional untuk diperingati di Indonesia. Melalui deklarasi itu, pada tanggal 12 November ditetapkan sebagai peringatan Hari Ayah Nasional yang juga bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional.

Deklarasi Hari Ayah Nasional yang kala itu mengusung semboyan 'Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya' diselenggarakan di Maumere, Flores, NTT. Dalam deklarasi itu juga diluncurkan buku 'Kenangan untuk Ayah' yang berisi 100 surat anak Nusantara yang diseleksi dari Sayembara Menulis Surat untuk Ayah.

Selanjutnya, PPIP mengirimkan buku tersebut dan piagam deklarasi Hari Ayah Nasional kepada Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) serta bupati di empat penjuru Indonesia yakni Sabang, Merauke, Sangir Talaud, dan Pulau Rote.

Hari Ayah Nasional 12 November pertama kali dideklarasikan pada tahun 2006 di Solo pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sejak itu dan hingga kini, setiap tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional.

ogugu Gorontalo 1870 Olongia sebagai penguasa tertinggi dalam kerajaan, terdapat pula jabatan tinggi lainnya yaitu "Patila" (Mangku Bumi) selanjutnya disebut Jogugu. Wulea Lo Lipu (Marsaoleh) setingkat dengan camat. Disamping Olongia dan pembantu-pembantunya sebagai pelaksana pemerintahan seharihari terdapat suatu Badan Musyawarah Rakyat (Bantayo Poboide) yang diketuai oleh seorang Bate. Setiap kerajaan mempunyai suatu Bantayo Poboide yang berarti bangsal tempat bermusyawarah. Di dalam bangsal inilah diolah dan dirumuskan berbagai persoalan negeri, sehingga tugas Bantayo Poboide dapat diperinci sebagai berikut:

• Menetapkan adat dan hukum adat.

• Mendampingi serta mengawasi pemerintah.

• Menggugat Raja.

• Memilih dan menobatkan Raja dan pembesar-pembesar lainnya.

Bantayo Poboide dalam menetapkan sesuatu, menganut musyawarah dan mufakat untuk menghendaki suatu kebulatan suara dan bersama-sama bertanggung jawab atas setiap keputusan bersama. Demikianlah gambaran singkat tentang sejarah dan pemerintahan pada kerajaan-kerajaan di Daerah Gorontalo yang berlandaskan kekuasaan rakyat atau demokrasi.

 



Sejarah Terbentuknya Provinsi

Terinspirasi oleh semangat Hari Patriotik 23 Januari 1942, maka pada tanggal da bulan yang sama pada tahun 2000, rakyat Gorontalo yang diwakili oleh Dr. Ir. Nelson Pomalingo, MPd ditemani oleh Natsir Mooduto sebagai ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo Tomini Raya (P4GTR) serta sejumlah aktivis, atas nama seluruh rakyat Gorontalo mendeklarasikan berdirinya Provinsi Gorontalo yang terdiri dari Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo terlepas dari Sulawesi Utara.Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1964 yang isinya adalah bahwa Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo merupakan wilayah administrasi dari Propinsi Sulawesi Utara. Setahun kemudian tepatnya tanggal 16 Februari 2001, Tursandi Alwi sebagai Penjabat Gubernur Gorontalo dilantik.

×
Berita Terbaru Update