drh Feny Reny Rimporok, Medik Veteriner Ahli Madya Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo |
timurpost.id - Jelang Hari Raya Idul Adha, sebagian besar orang atau kelompok mulai mempersiapkan hewan qurban yang akan disembelih. Itulah mengapa, saat ini banyak sekali warga yang berbondong-bondong pasar hingga peternak hewan di Gorontalo.
Sebagian besar orang berburu hewan kurban yang harganya cenderung murah. Karena hanya berburu hewan qurban murah, tak sedikit masyarakat yang mengabaikan kesehatan hewan yang dijual di banyak tempat.
Sementara ada beberapa kriteria hewan kurban yang seharusnya diperhatikan oleh masyarakat. Tidak hanya melihat harganya yang murah, akan tetapi melihat dari sisi kesehatan hewan tersebut.
Salah satunya ternak sapi, khusus di Gorontalo sendiri, ternak sapi paling banyak disembelih saat datangnya hari raya idul adha. Sapi-sapi tersebut ada yang dibeli dari peternak lokal, ada juga yang dikirim dari luar Gorontalo.
Untuk tetap menjaga kualitas hewan kurban, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan pembeli. Salah faktor utama yang diperhatikan adalah kesehatan hewan tersebut.
Menurut drh Feny Reny Rimporok, Medik Veteriner Ahli Madya Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, kriteria hewan kurban sudah pasti tidak cacat, kurus, sakit dan dipastikan umurnya sudah cukup untuk disembelih.
"Untuk sapi yang siap disembelih harus berada di umur paling kurang tiga sampai empat tahun. Tentu dengan catatan harus sehat," kata drh Feny Reny kepada Liputan6.com, Senin (12/06/2023).
Selain itu, dari sisi kesehatan saat ini yang harus diwaspadai adalah penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebab, penyakit ini masih banyak ditemui di beberapa daerah di luar Provinsi Gorontalo.
Tidak hanya PMK, ancaman penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) juga harus diwaspadai. LSD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae.
Penyakit ini ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat menyebabkan sapi menjadi demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu.
"PMK dam LSD menjadi penyakit yang masih merajalela. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan lalulintas ternak di perbatasan masuk Gorontalo," katanya.
SOP Mengirim Hewan Ternak
Menurutnya, Jika hewan ternak dibeli dari luar Gorontalo, maka harus memenuhi persyaratan teknis, seperti melampirkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal. Selain itu, harus mempunyai hasil uji laboratorium terakreditasi.
"Juga memiliki rekomendasi pemasukan dan sertifikat veteriner yang ditandatangani oleh pejabat otoritas veteriner," ujarnya.
Khusus di Provinsi Gorontalo, pihaknya terus memaksimalkan pengawasan hewan ternak jelang hari raya idul adha. Mulai dari membentuk pengawasan pemotongan hewan kurban, surveilans penyakit hewan seperti, PMK, LSD, Anthrax.
"Selain itu membentuk komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Mereka bertugas mensosialisasikan ke masyarakat tentang pemotongan hewan kurban yang sesuai syariat Islam," imbuhnya.
Pemeriksaan ante mortem dan post mortem hewan kurban juga terus dilakukan. Dengan harapan pemotongan hewan kurban di rumah potong hewan (RPH) sudah sesuai standar operasional prosedur.
"Dengan begini, mudah-mudahan warga Gorontalo bisa mengkonsumsi daging qurban yang sehat dan halal," ia menandaskan.
Simak juga video pilihan berikut: